Jerih Payah Seorang Penjual Bunga Hias Selama Menjadi PKL di Mojosari
-Baca Juga
Ida Suryani yang sedang melayani pembeli bunga hias di lapaknya (Foto : Fera Meilia Ananda Putri/jurnalMojo) |
Pedagang kaki lima biasanya ada setiap hari Minggu, semua penjual menggelar dagangannya atau gerobaknya di pinggir perlintasan jalan raya. Begitu juga dengan penjual bunga hias yang satu ini, ia mengaku sudah lama berjualan disini.
“Saya berjualan disini sudah 3 tahun, untuk jualannya setiap hari Minggu dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. karena memang suasananya ramai sekali,” ungkap Ida Suryani, Minggu (15/01/2023).
Untuk harganya memang bermacam-macam mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 200.000 tergantung besar kecilnya dan semua bunganya pun murni merangkai sendiri.
“Iya bunganya saya merangkai sendiri kalau beli langsung jadi itu lebih mahal, bunganya saya beli pertangkai di area Mojokerto dan Sidoarjo lalu saya susun serta saya beri batu putih kecil-kecil,” ucapnya.
Bunga hias yang ada disini bagus-bagus tak heran jika salah satu pembeli mengaku menjadi pelanggan setia yang sering membeli bunga hias di tempat ini untuk mempercantik rumahnya, pembeli tersebut bernama Siti Julaikah (57) warga Mojosari.
Barang dagangan bunga hias Ida Suryani yang tertata rapi (Foto : Fera Meilia Ananda Putri/jurnalMojo) |
“Saya sudah menjadi langganan dan sering membeli bunga hias disini jika punya rejeki lebih, karena memang bunga hiasnya bagus-bagus cocok saya pajang di ruang tamu saya,” ungkap Siti Julaikah pagi itu.
Selama menjadi pedagang kaki lima, pasti banyak suka duka yang dirasakan apalagi jika jualannya dilakukan hanya seorang diri, ditambah dengan penghasilan yang didapatkan tidak menentu, jika tidak ada yang beli pasti rasanya ingin mengeluh.
Namun harus tetap terus menunggu sampai ada pembeli meskipun mata mengantuk, sebab itu sudah menjadi hal yang biasa dialami oleh penjual terutama penjual bunga hias ini, karena pekerjaan inilah yang bisa diharapkan guna untuk membiayai sekolah anaknya.
“Saya berharap agar mendapat bantuan UMKM dari usaha yang saya jalankan, agar bisa dibuat modal karena jualan penghasilannya tidak pasti, kadang laku kadang tidak laku, soalnya buat biaya anak-anak sekolah juga, penghasilannya 100 ribu kalau ramai dan 50 ribu kalau tidak ada yang beli,” ujarnya. (fer/jek)
Selama menjadi pedagang kaki lima, pasti banyak suka duka yang dirasakan apalagi jika jualannya dilakukan hanya seorang diri, ditambah dengan penghasilan yang didapatkan tidak menentu, jika tidak ada yang beli pasti rasanya ingin mengeluh.
Namun harus tetap terus menunggu sampai ada pembeli meskipun mata mengantuk, sebab itu sudah menjadi hal yang biasa dialami oleh penjual terutama penjual bunga hias ini, karena pekerjaan inilah yang bisa diharapkan guna untuk membiayai sekolah anaknya.
“Saya berharap agar mendapat bantuan UMKM dari usaha yang saya jalankan, agar bisa dibuat modal karena jualan penghasilannya tidak pasti, kadang laku kadang tidak laku, soalnya buat biaya anak-anak sekolah juga, penghasilannya 100 ribu kalau ramai dan 50 ribu kalau tidak ada yang beli,” ujarnya. (fer/jek)