Mak Sariatun, Nenek Usia 70 Tahun Pencari Barang Bekas dan Taat Beribadah
-Baca Juga
Mak Tun memilah-milah barang bekas yang dikumpulkan setiap hari (Foto : Yogi Prasetyo/jurnalMojo) |
Diketahui, nenek lanjut usia ini tinggal di Dusun Lontar RT. 33 RW. 07 Desa Kebondalem Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Mak Tun tinggal sendirian dirumahnya, karena tidak punya anak dan suaminya sudah meninggal 5 tahun yang lalu.
Kendati rumahnya bersebelahan dengan keponakannya, Mugiadi (50). Mak Tun memilih tinggal di umahnya seorang diri, aktifitas keseharian, dia berkeliling desa untuk mencari barang bekas seperti botol bekas, kardus bekas. Hal tersebut dilakukan atas kemauannya sendiri, karena tidak mau merepotkan keponakan dan tetangganya.
Meskipun sudah dilarang oleh keponakanya agar tidak lagi mencari barang bekas tetapi dia menolaknya. Mak Tun keliling mencari barang-barang bekas mulai pagi terkadang hingga sore hari. Dia mencari barang-barang bekas tersebut di tempat sampah atau di sekitar rumah warga.
Setelah terkumpul banyak, barang-barang bekas itu dia jual ke tetangganya Bambang (45) yang kebetulan pengepul barang bekas. Uang yang dia dapat dari penjualannya itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik untuk makan dan berobat.
"Dulu ketika masih sehat Mak Tun setor seminggu sekali, tetapi sekarang sudah jarang setor hampir sebulan sekali baru setor, karena Mak Tun sakit habis terjatuh dirumahnya," kata Bambang.
Bambang menambahkan penghasilan yang didapat Mak Tun sekali setor, tidak pasti kadang bisa dapat Rp. 100 ribu, terkadang lebih tergantung harga jual barang bekasnya.
Tak sedikit warga setempat iba dan merasa kasihan kepada Mak Tun, karena diusianya yang sudah lanjut tua, tapi tetap mau bekerja dan tidak mau meminta-minta.
Banyak orang yang memberinya uang ketika Mak Tun mencari barang bekas di depan rumahnya. Untuk jalan saja mak Tun sudah sempoyongan dan pandangannya sudah kabur.
"Mbah ini sering terjatuh nak, bolak-balik terjatuh di jalan, mata mbah ini sudah tidak awas kalau berjalan. Orang-orang sering mengingatkan kalau berjalan hati-hati dan pelan-pelan," kata Mak Tun saat ditemui jurnalMojo dirumahnya Minggu (15/01/2023).
Di sisa hidupnya, Mak Tun tetap semangat bekerja dan tetap bersyukur atas rejeki yang diberikan kepadanya.
"Yang terpenting diberikan kesehatan, umur panjang dan bisa makan sudah Alhamdulillah," pungkas mak Tun.
Mak Tun sendiri merupakan muslim yang taat beribadah, dia tepat waktu soal ibadah, selalu menyempatkan salat berjamaah di Masjid dekat rumahnya. Ketika mendengar suara Adzan Mak Tun sudah siap-siap pergi ke Masjid.
Kisah Mak Tun sangat menginspirasi kita semua, dimana diumurnya yang sudah tua masih semangat bekerja dan beribadah tidak pernah mau merepotkan keponakan dan juga tetangganya. Semoga Mak Tun diberikan kesehatan, diberikan rejeki lancar dan umur yang panjang. Dan juga tentunya perlu perhatian khusus dari kita dari para orang dermawan yang mau menyisihkan rejeki untuk membantu Mak Tun. (yog/jek)