Polisi Cepek, Antara Tuntutan Kebutuhan dan Keselamatan Jiwa
-Baca Juga
 |
| Aksi polisi cepek menyebrangkan pengendara. (Sinta Nur Azizah/jurnalMojo) |
Kadang keberadaan mereka tidak begitu berguna, jika sudah ada rambu khusus menyebrang. Akan tetapi dibeberapa tempat, figur polisi cepek ini sangat membantu masyarakat.
Salah satu tempat yang jumpai di perempatan Jl Raya Jabon, kerap kali ditemukan adanya polisi cepek. Dinamakan polisi cepek karena tugas mereka ini membantu pengendara menyebrang jalan, tetapi kadang diberi imbalan uang recehan atau cepek-an (Rp 500). Mereka biasanya ada di perempatan yang tidak ada rambu lalu lintas.
Suliono (37) adalah salah satu polisi cepek yang ada disekitar daerah itu. Ia mengaku tak hanya dirinya yang menjadi polisi cepek, ada beberapa orang yang lain.
"Ada lagi, biasanya ada 2 orang disini, saya kadang dari pagi sampai malam," tuturnya, Rabu (25/1/2023).
Suliono menuturkan bahwa pekerjaan ini cukup membantu dirinya dan keluarganya. Ia memilih menjadi polisi cepek disini karena, alasan untuk tambahan uang serta kadang merasa kasian pada pengendara yang nyebrang.
"Awalnya dulu tidak ada yang nyeberangin, pengendara itu kesusahan kalau nyebrang sendiri, soalnya disini jalan raya. Terus ada yang jadi ini, terus saya ngikut," lanjutnya.
Mereka ini diberi upah seiklas oleh pengendara yang lewat. Penghasilan yang didapatpun tidak menentu, kisaran Rp 100.000 hingga 200.000 per harinya. Suliono mengaku menggeluti pekerjaan ini cukup lama.
"Lumayan buat tambahan uang, kalau resiko mah pasti ada , yang penting hati hati aja," pungkasnya pada jurnalMojo.
Dengan penghasilan segitu, Ia kerap mempertaruhkan nyawanya untuk menyebrangkan pengendara. Tak jarang ada berita mengabarkan kalau ada oknum polisi cepek yang tertabrak pengendara yang lewat, ketika akan menyeberangkan.(sin/jek)
"Awalnya dulu tidak ada yang nyeberangin, pengendara itu kesusahan kalau nyebrang sendiri, soalnya disini jalan raya. Terus ada yang jadi ini, terus saya ngikut," lanjutnya.
Mereka ini diberi upah seiklas oleh pengendara yang lewat. Penghasilan yang didapatpun tidak menentu, kisaran Rp 100.000 hingga 200.000 per harinya. Suliono mengaku menggeluti pekerjaan ini cukup lama.
"Lumayan buat tambahan uang, kalau resiko mah pasti ada , yang penting hati hati aja," pungkasnya pada jurnalMojo.
Dengan penghasilan segitu, Ia kerap mempertaruhkan nyawanya untuk menyebrangkan pengendara. Tak jarang ada berita mengabarkan kalau ada oknum polisi cepek yang tertabrak pengendara yang lewat, ketika akan menyeberangkan.(sin/jek)
