Raup Ratusan Ribu Sehari, Hanya Dengan Modal Ngamen Angklung
-Baca Juga
Mengamen di bahu jalan, membuat kenyamanan pengguna jalan sedikit terganggu (Foto : Sinta Nur Azizah/jurnalMojo) |
Faisal (24) merupakan warga asli Surodinawan. Ia salah satu dari pengamen angklung yang biasa bermain di dekat lampu merah. Ia dan ketiga temannya jadi pengamen angklung sudah dari lama. Ia mengaku tidak berpindah tempat seperti pengamen pada umumnya.
"Biasanya disini dari mulai jam 8 pagi sampe jam 5 sore," tuturnya, Rabu (18/1/2023).
Faisal mengaku melakukan ini karena sulit mencari pekerjaan, dan lebih mudah kalau ngamen.
"Sehari satu grup bisa dapet Rp 450.000, pernah dapet paling banyak Rp 600.000," ungkapnya pada jurnalMojo.
Angklung tersebut mereka beli, dan memang dari awal niat untuk digunakan ngamen. Dan setiap hari akan dititipkan ke warung dekat lampu merah, jadi mereka akan dengan mudah mengangkat angklung tersebut ke tempat mangkal.
Disinggung soal teguran Satpol PP, ia mengaku sering mendapat teguran, dan sering ditertibkan.
"Sering dapet teguran, tapi ya memang teman teman bandel," pungkasnya.
Mirisnya pada tahun ini masih banyak gelandangan dan pengemis yang kerap berkeliaran di persimpangan jalan, seolah olah tidak ada yang menindaklanjuti dengan tegas.
Sebagai pengguna jalan, terkadang kita risih dengan adanya para gepeng ini, selain itu keberadaannya juga cukup membahayakan pengendara. Sebagai pengendara, kita berhak untuk memperoleh kenyamanan di jalan. Diharapkan petugas lebih menindak tegas para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) supaya mereka jera.(sin/jek)