Taruna Poltekpel Surabaya Asal Mojokerto Tewas Diduga Dianiyaya Oleh Senior
-Ilustrasi penganiayaan (Foto/IST) |
"Laporannya pagi. Kejadian Senin dini hari pukul 02.00 WIB. Dengan adanya TKP kami mendatang Inafis. Itu diduga penganiayaan," kata Kapolsek Gunung Anyar Iptu Roni Ismullah, Senin (6/2/2023).
Baca Juga
- Sosialisasi Mekanisme Baru PPDB 2024 Bagaimana Tahapannya Tahun Ini?
- Perpustakaan Keliling, Upaya Peningkatan Literasi Generasi Muda Kota Mojokerto
- Curi 3 Kalung Emas Bernilai 15 Juta di Mojokerto, Komplotan Maling Ternyata Dua Ibu-ibu
- Jemput Anak Pulang Sekolah, Seorang Ibu Meninggal Tertabrak Motor CB
- Alami Rem Blong, Civic Turbo Tabrak Warung Nasi di Jalur Cangar Pacet
- Nyamar Jadi Ojol, 2 Pelaku Curanmor Diringkus Polres Mojokerto Kota
- Polres Mojokerto Kota Musnahkan Ribuan Botol Miras dan Amankan Puluhan Orang Hasil Operasi Pekat
- 3 Spesialis Curanmor Diringkus Polisi Usai Curi Puluhan Motor di Mojokerto
- Kab Mojokerto Menduduki Peringkat Ke 3 Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2024
Korban adalah Rio Ferdinan Anwar (19), asal Bangsal, Mojokerto, yang baru 5 bulan masuk di poltekpel Surabaya tersebut namun akhirnya harus tewas secara mengenaskan ditangan seniornya.
Menurut ayah korban yakni Muhammad Yani, jika terdapat luka bengkak dan memar pada bagian kepala, wajah, dan dada anaknya diduga akibat benda tumpul. Pembina sekolah kedinasan di bawah naungan Kementerian Perhubungan itu mengeklaim anaknya meninggal dunia akibat terpeleset di kamar mandi. Akan tetapi, ayah korban memiliki bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan terdapat tiga taruna senior keluar dari kamar mandi.
"Dikabari sama dokter kalau anak saya sudah meninggal ada di Rumah Sakit Sukolilo Surabaya. Setelah saya cek kondisi jenazah banyak luka-lukanya. Saya menduga ini penganiayaan soalnya bibirnya bengkak pecah terus hidung kanan bengkak dahi kanan dan kiri juga memar. Pipi, leher, dan dada ini memar-memar semua, dan mulut itu mengeluarkan darah," ucap Yani.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Heru Widada mengaku sangat prihatin atas peristiwa kekerasan di lingkungan Poltekpel Surabaya. Poltekpel Surabaya mendukung proses hukum yang dilakukan Polrestabes Surabaya dalam mengusut kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan Rio Ferdinan Anwar ini. Bahkan, Poltekpel Surabaya akan mengeluarkan taruna yang terbukti bersalah.
"Kejadian ini awalnya ditangani oleh polsek tetapi sekarang sudah beralih ditangani oleh Polrestabes Surabaya. Beberapa taruna saat ini juga sedang dimintai keterangan tentang kejadian ini. Kami pun juga memberikan kesempatan terkait dengan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Polrestabes Surabaya," tuturnya. (raw/jek)