MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Varian es krim saat ini cukup beragam. Orang - orang terus melakukan inovasi untuk memberikan keunikan kepada masyarakat. 

Es puter merupakan varian es yang cukup berbeda dengan es krim. Es puter menggunakan bahan dasar santan, sedangkan es krim menggunakan susu segar. Meskipun menggunakan santan, es ini tetap segar dan nikmat.

Es tradisional ini identik dengan penjual membawa gerobak dengan gong kecil berbunyi dung dung. Dari bunyi inilah kerap disapa es dung dung atau es tung tung. Namun banyak pula yang memanggil es puter, lantaran pembuatannya yang di putar putar.

Di Mojokerto, es puter merupakan kudapan yang mulai langka, lantaran penjualnya yang sedikit, kerap keliling, serta jarang menetap di satu tempat.

Naryo (46) setiap harinya keliling di daerah Kota Mojokerto menjual es puter. Es yang dibalut dengan isian toping tradisional ini kerap diserbu pelanggan. "Rame sama anak sekolah, biasanya saya keliling daerah kota dari pagi sampe sore," tuturnya Sabtu (25/2/2023).

Warga asal Poh Kecik ini menuturkan bahwa banyak penjual es puter yang pensiun, tergerus dengan minuman kekinian lainnya. "Penjual es puter disini sudah jarang, banyak yang pensiun. Alhamdulillah saya ini masih tekun, es ini kan tradisional, saya pikir biar mengenalkan pada anak kecil, kalau dulu adanya es puter jarang ada es krim," terangnya.

Es ini dibandrol mulai dari dua ribu rupiah hingga lima ribu rupiah. Pelanggan dapat memilih, menggunakan cone atau cup untuk penyajiannya. (sin/jek)