Harga Jual Turun Drastis, Juragan Rongsokan Beserta Karyawannya Mengeluh
-Baca Juga
Mobil pengangkut rongsokan yang hendak kirim ke pusat (FOTO : Anggun Kusuma Wardani/jurnalMojo) |
MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Setiap orang tentu mempunyai cerita pasang surut dalam mengais rezeki. Kini seorang perempuan di Mojokerto mengeluh karena pendapatan bisnis rongsokan yang digeluti menurun.
Perempuan sebagai juragan rongsokan itu adalah Laili, menurutnya usaha tersebut dirintisnya sejak dia belum menikah, selain itu usaha ini turun temurun dari kedua orang tuanya yang awalnya hanya buruh rongsokan hingga bisa menjadi juragan.
"Ya usaha rongsokan ini sudah ada sejak saya belum menikah, tapi sekarang saya mulai merintis usaha ini sendiri semenjak ditinggal suami meninggal dibunuh oleh teman sesama juragan rongsokan," ucap Laili.
Harga rongsokan yang turun dapat mengakibatkan tertundanya barang datang dari pusat dan tertundanya kiriman dari sini.
"Harganya turun untuk tahun ini kardus yang bisa 1500 sekarang jadi 1000, terutama tembaga yang turunnya lumayan, jadi saya tunda untuk penyetorannya ke pusat," ucapnya.
Tak hanya Laili, para juragan lainnya juga mengalami keluh kesah yang sama. Selain masalah penurunan harga, kondisi jalan yang sempit dan rusak di desa, juga bisa menghalangi truk yang mau mengirimkan barang ke rumah juragan rongsokan tersebut.
"Ya memang keadaan jalan juga berpengaruh saat pengiriman, apalagi setelah hujan keadaan jalan sudah tidak kelihatan sama sekali jadi mempersulit bagi truk yang hendak melintas, pasti nanti prosesnya lama ya karena jalan sempit juga," pungkasnya.
Oleh karena itu, juragan rongsokan meminimalisir kerugian ini dengan cara menunda pengiriman sampai harga agak sedikit stabil.
Dampak dari permasalahan tersebut berimbas kepada karyawaannya yaitu Riki, awal dulu pendapatan nya seminggu bisa sampai 600 an Sekarang hanya sekitar 450-500 per Minggu.
"Ya agak kerasa soalnya turunnya pendapatan yang derastis menurut saya, seminggu cuma dapat segitu dan yang biasanya bisa melewati segitu," tutur Riki. (gun/jek)