Berawal Dari Suka Kesenian Jaranan, Arto Sungkono Tekuni Usaha Kerajinan Pembuatan Gamelan
-Baca Juga
Koleksi gamelan milik Mas Arto Sungkono (Foto : Krisna/jurnalMojo) |
Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional warisan budaya yang tetap dilestarikan hingga saat ini. Bahkan sekarang, kian digemari komunitas pecinta seni budaya. Namun, proses pembuatannya perlu keterampilan dan ketelatenan lebih untuk membuat gamelan.
Seperti yang dilakukan Arto Sungkono (24). Dia tampak sibuk mengerjakan produksi wilahan gambang dan perangkat gamelan lainnya. Dia masih berjuang melestarikan kerajinan alat musik tradisional gamelan ini.
Pria asal Dusun Jrambe, Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto ini masih konsisten membuat gamelan. Awalnya dirinya sering pentas jaranan dan campursari yang pada akhirnya sekarang dia fokus memproduksi gamelan saja.
"Sekarang sudah fokus produksi gamelan. Beberapa tahun lalu sering ikut pentas jaranan kadang campursari," ucapnya, Kamis (4/4/2024).
Arto Sungkono menuturkan untuk satu set gamelan yang diproduksinya terdiri dari bonang, kenong, gender, gong, gambang, gayor, siter, rebab, kendang, dan kempul.
Alat-alat musik tersebut menggunakan bahan beragam. Seperti kayu nangka, perunggu, besi, kuningan, dan timah.
Perangkat gamelan jenis gong, kempul, kenong dan bonang, terdapat 3 bagian yang dibuat terpisah, yakni bagian dasar, lempengan tengah dan pencu atau bagian ujung yang ditabuh. Bagian ketiga tersebut di satukan dengan cara di las. "Selanjutnya tinggal dilaras (disetel suara) dan dicat dengan warna emas," ujarnya.
Untuk membuat satu set gamelan, Arto membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan. Hal itu sudah termasuk proses pembuatan wadah gamelan berbahan kayu, yang dilengkapi dengan ukiran juga.
Selain membutuhkan keahlian khusus, Arto juga harus teliti. Apalagi saat proses penyetelan nada Gemelan. "Untuk satu set biasanya estimasi waktunya satu bulan sampai dua bulan. Kalau pesan kendangnya saja biasanya estimasi pembuatan seminggu," pungkasnya.
Arto juga menyediakan perlengkapan kesenian jaranan seperti anyaman kuda lumping hingga kostum jaranan. Para pelanggannya sebagian besar dari paguyuban pelestari seni budaya. Diantaranya grup jaranan,ludruk , wayang kulit, dan campursari.
Namun, belakangan gamelan karyanya kerap mendapatkan pesanan dari dinas kebudayaan untuk diarsipkan. Kerajinan gamelan karya Arto dipasarkan melalui media online dan offline.
Arto menjelaskan, harga yang ditawarkan bervariatif. Untuk satu set gamelan berbahan besi dihargai Rp 20 juta.
Sedangkan untuk gamelan berbahan perunggu dijual hingga Rp 70 juta. "Harga gamelan menyesuaikan pesanan dari konsumen jika menggunakan perunggu lebih mahal jika besi lebih murah," ucapnya.
Beliau mengatakan, sudah ke seluruh Indonesia gamelan karyanya. Pengiriman luar pulau menggunakan ekspedisi sekarang sudah dipermudah dengan adanya cargo. "Pesanan luar pulau dari Sumatera hingga Papua. Alhamdulillah sudah ada marketnya lah kalau di Indonesia," pungkasnya.
Salah satu pembeli asal Mojokerto mas Edo mengatakan jika sudah beberapa kali membeli peralatan jaranan ke mas Arto. "Saya pernah pesan jaran kepang pegon, gamelan dan set kostum remo," ucap, Edo. (krs/jek)