Pilkada Mojokerto 'Dikuasai' Oligarki Daerah ~ Jurnalmojo | Berita terbaru hari ini
RUNNING NEWS :
Loading...

Pilkada Mojokerto 'Dikuasai' Oligarki Daerah

-

Baca Juga

Jodi Starijoso

MOJOKERTO (jurnalMojo.id) — Pemilihan kepala daerah (pilkada) tak lama lagi hadir. Tahun 2024 ini diagendakan secara bersamaan alias bareng. Artinya pilkada bakal digelar secara serentak per Oktober kelak. Di Mojokerto sendiri berarti ada pemilihan walikota dan bupati ( pilwali dan pilbup). Masyarakat pasti sudah menunggu-nunggu.

Di tengah harap- harap cemasnya masyarakat terhadap pilkada ini pemerhati poltik dan demokrasi Mojokerto mengingatkan masyarakat agar hati-hati dan waspada terhadap pilkada itu sendiri.

Dalihnya, jika tidak hati-hati dalam memilih sosok Mojokerto bakal terpapar "penyakit" Oligarki. Karena di Mojokerto maka oligarki yang ada adalah oligarki daerah. Sinyalemen tersebut dilontarkan oleh Jodi Starijoso. Ketua Forum Komunikasi Penegak Demokrasi ( FKPD) itu menyebut masyarakat ekstra waspada dan lebih cerdas dalam memilih sosok.

"Saya ingatkan agar masyarakat waspada dan cerdas dalam memilih sosok pemimpin. Kalau tidak Kota ini bakal dipegang dan dikuasai oleh oligarki daerah. Ngeri, akan lahir raja-raja kecil di kota kecil ini," tegas putra mendiang Soewono Blong ini.

Raja-raja kecil itu, lanjut Djodi, bakal menguasai sendi- sendi politik dan terutama ekonomi. "Kalau itu terjadi korbannya lagi-lagi masyarakat. Makanya, saya harap masyarakat tidak gampang teriming-iming rayuan dan sejumlah uang sebelum akhirnya nyesal di kemudian hari," Ingatnya.

Masih kata Jodi, indikasi kehadiran oligarki daerah itu ada tak hanya di kota, di kabupaten juga. "Masyarakat tentu sudah belajar dalam lima tahun terakhir ini bagaimana wujud pembangunan di kota. Banyak proyek tapi ngefeknya ke masyarakat apa? Mana? Yang ada proyek-proyek itu kasus paling banter muspro," ungkap anggota DPRD Kota Mojokerto 2004-2009 ini.

Untuk diketahui, Pilwali Mojokerto mendatang untuk sementara saat ini baru dua sosok yang muncul sebagai kandidat. Yakni, incumbent Ika Puspitasari alias Ning Ita dan tokoh PKB Junaedi Malik.

Sedang di pilbup, incumbent Ikfina Rakhmawati berhadapan dengan wakil sendiri, Gus Barra. Menurut Jodi, Ning Ita sudah tergambar praktik oligarki daerah itu selama memimpin. Dia telah dikelilingi oligar-oligar dalam proses membangunnya.

"Sekelompok kecil orang-orang di sekitarnya telah mengendalikan Ning Ita selama membangun Mojokerto. Ujung-ujungnya keuntungan material diraup, sedang masyarakat ngaplo," tandas mantan Ketua PKPI setempat ini. (jek/*)
Mungkin Juga Menarik × +

 
Atas
Night Mode